Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengumumkan hasil penelitian
ulang terhadap susu formula — untuk bayi 0-6 bulan — yang beredar di
Indonesia pada tahun 2011. Hasilnya: tak ada susu yang tercemar bakteri E.sakazakii.
Kepala Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan
(Litbangkes), Trihono mengatakan, ada 47 sample susu formula dar1 18
merk yang diteliti. Semua dinyatakan negatif dari bakteri.
Berikut susu yang dinyatakan aman dari bakteri:
1. ALL 110
2. Anmum Infacare
3. Bebelac 1
4. Enfamil
5. Enfamil A+
6. Enfamil A+HA
7. Enfamil A+ O-Lac
8. Enfamil A+ PF
9. Frisian Flag Tahap 1
10. Isomil Advance
11. Lactogen 1 Klasik
12. Lactogen Gold 1
13. LACTONA 1
14. Morinaga BMT
15. Morinaga BMT Platinum 1
16. Morinaga NL-33
17. NAN
18. NAN 1
19. NAN-1
20. NEOCATE
21. Neosure
22. Nutricia Bebelac
23. Nutricia Nutrilon
24. Nutrilon
25. Nutrilon Hypo Allergic
26. Nutrion Less Lactose
27. NUtrilon Pepti Junior,
28. Nutrilon Premature
29. Nutrilon Royal
30. Nutrilon Royal 1
31. Nutrilon Soya
32. pre NAN,
33. Progestimil
34. Prosobee
35. S-26
36. S-26 Gold
37. S-26 PDF Gold
38. SGM 1- PRESINUTRI
30. SGM BBLR
40. SGM BBLR 0-6 bulan
41. SGM LLM
42. Similac Advance
43. Susu Bimbi 1
44. Vitalac BL
45. Vitalac Step 1
46. ENFAMIL
47. EnfamilA+
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih berpesan
untuk para ibu, agar sebisa mungkin memberikan air susu ibu (ASI) pada
buah hatinya, kecuali bila tak dimungkinkan.
“Pilih kemasan jangan yang penyok, kalau karton jangan yang sobek.
Perhatikan pula kebersihan orang yang menyiapkannya. Botol direbus atau
disterilkan kalau mau dipakai,” kata Menkes.
Ditambahkan dia, pastikan mencairkan susu dengan air mendidih. “Tapi
tunggu 10 menit, jangan panas-panas diberikan pada bayi. Susu di botol
yang tak habis dibuang.”
Menkes menjelaskan, pengumuman ini adalah untuk menjawab permintaan
anggota Komisi IX DPR RI dalam rapat kerja 17 Februari 2011. “Kami
diminta untuk melaksanakan putusan Mahkamah Agung. Karena berbagai hal,
putusan tak bisa kami laksanakan,” kata Menkes dalam konferensi pers,
Jumat 8 Juli 2011.
Susu yang mengandung bakteri E.Sakazakii ini diketahui publik dari
penelitian seorang dosen di Insititut Pertanaian Bogor. ( Kisah
penelitian sang dosen, bisa dibaca di sini). Bakteri Sakazakii itu
memang berbahaya bagi kesehatan bayi. Lantaran berbahaya itulah David
Tobing, seorang pengacara mengugat Menteri Kesehatan dan IPB yang tidak
kunjung mengumumkan susu yang mengandung sakazakii itu. Meski menang
hingga Mahkamah Agung, pemerintah enggan mengumumkan nama-nama susu
itu.
Belakangan DPR memaksa pemerintah melansir daftar nama-nama susu
itu. Desakan itu yang direspon Menteri Kesehatan hari ini. (vivanews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar